Cerita Hidup Dunia – Kepolisian mengatakan tengah menyelidiki potongan tubuh pelaku ledakan bom di depan Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/03), berasal dari satu atau dua orang. Polisi juga mengatakan menjamin keamanan masyarakat, khususnya dalam rangkaian perayaan Paskah.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan kepolisian tengah menyelidiki pelaku aksi teror dan meminta agar “masyarakat tidak usah panik.”
“Kami sedang dalami dan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Dan untuk masyarakat tidak usah terlalu panik, kami sedang dalami pelakunya,” kata Sigit.
Sejauh ini korban luka, termasuk petugas gereja yang mencoba mencegah pelaku masuk ke pekarangan gereja, dan jemaat berjumlah 14 orang. Sementara potongan jenazah pengebom bunuh diri masih diselidiki apakah berasal dari satu atau dua pelaku.
Sementara itu, Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Argo Yuwono mengatakan, “Ada dua orang yang berboncengan menggunakan sepeda motorĀ matic.”
“Dari informasi di lapangan, ditemukan kendaraan yang sudah hancur. Ada beberapa potongan tubuh, yang akan jadi bagian untuk meyakinkan penyidik.
“Akan kami cek apakah potongan tubuh itu dari dua atau satu pelaku. Jenis kelamin juga belum bisa dikonfirmasi, kami masih menunggu tim dokter kepolisian,” ujar Argo.


Selain itu kepolisian juga belum dapat mengkofirmasi apakah ledakan yang terjadi dipicu bom dengan daya ledak tinggi atau rendah. Argo berkata, pengumpulan alat bukti dan olah tempat kejadian perkara (TKP) masih dilakukan.

“Kami sedang menyisir satu per satu, baik tubuh, serpihan dan yang lainnya. Kami akan olah pelan-pelan,” kata Argo.
Dalam keterangan pers, Presiden Joko Widodo meminta Kapolri mengusut tuntas jaringan bom bunuh diri ini. Ia menyebut aksi terorisme seperti ini tidak terkait dengan agama tertentu dan merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.
“Saya sudah memerintahkan Kapolri untuk mengusutuntas jaringan-jaringan pelaku, dan membongkar jaringan itu sampai ke akar-akarnya,” kata Jokowi.
“Terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan tidak ada kaitannya dengan agama apapun. Semua agama menolak ajaran terorisme apapun alasannya.
“Seluruh aparat negara tak akan membiarkan tindakan terorisme semacam ini dan saya meminta masyarakat agar tetap tenang menjalankan ibadah,” ucapnya.
“Pelaku menerobos masuk dan dicegat petugas gereja”

Sementara itu sejumlah saksi mata ledakan mengatakan pelaku menerobos masuk dan dicegat petugas gereja ketika “puluhan orang keluar masuk gereja” pada saat jeda antarmisa rangkaian ibadah Paskah.
Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Polisi Merdisyam mengatakan pemboman itu diduga bom bunuh diri namun belum dapat memastikan apakah pelaku yang tewas terkait dengan jejaring teror yang mana.
“Kami sedang melakukan pendalaman dengan Densus 88,” ujar Merdisyam di sekitar Gereja Katedral Makassar, seperti dilaporkan Darul Amri, wartawan yang melaporkan untuk BBC Indonesia.

Merdisyam berkata, korban luka-luka yang dilarikan ke rumah sakit berjumlah sembilan orang, lima merupakan petugas dan pengurus gereja sedangkan empat lainnya adalah umat.
Setelah ledakan ini, personel Gegana dan Brimob Polda Sulsel dikerahkan untuk melakukan pengamanan di sekitar gereja. Tiga akses jalan di sekitar gereja ditutup.

Ledakan terjadi pada saat jeda antarmisa.
Merdisyam juga mengatakan pihaknya bersama Densus 88 tengah mengolah identitas pelaku bom bunuh diri itu.

Ledakan ini terjadi sekitar pukul 10.20 Waktu Indonesia Tengah.
Apa yang terjadi?
Ledakan terjadi saat jeda antarmisa, kata Alphonso, seorang pengurus Gereja Katedral Makassar, kepada BBC News Indonesia.
Dia berada di halaman gereja saat ledakan terjadi.
Alphonso berkata, pelaku berusaha masuk ke gereja saat ibadah yang dimulai pukul 8.00 baru saja berakhir.
Namun seorang petugas gereja berinisial K menghentikan pelaku yang mengendarai sepeda motor.
Petugas gereja itu – melalui rekaman video saat luka-lukanya tengah dibersihkan – mengatakan “Saya tahan dia (yang naik motor) di depan pagar, dia mau masuk.”
Sebelum perayaan Pekan Suci jelang paskah yang jatuh akhir minggu ini, pihak Gereja Katedral mengimbau umatnya untuk tidak membawa barang yang mencurigakan.

Tiga petugas gereja ditugaskan di depan gerbang untuk memeriksa tas yang dibawa oleh umat.
“Pelaku datang kurang lebih jam setengah 11. Biasanya umat dipersilakan masuk baru diperiksa. Tapi pelaku langsung menerobos masuk, jadi tidak sempat diperiksa,” kata Alphonso.

Pelaku menerobos masuk dan petugas gereja sempat menahan.
“Dia sempat ditahan karena nekat untuk masuk ke halaman gereja. Setelah itu pelaku meledakkan dirinya.
“Petugas gereja yang menahan pelaku terkena sedikit serpihan ledakan. Dia berada sangat dekat dengan ledakan karena berdiri di depan motor pelaku.
“Dia dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi sadar, masih bisa berbicara, tapi pendengarannya terganggu,” ujar Alphonso.
Selain petugas gereja ini, Alphonso menyebut ada lima umat yang juga dilarikan ke rumah sakit karena terkena serpihan kaca.

Sebelum ledakan terjadi, sekitar seratus orang mengikuti ibadah di gereja ini. Alphonso berkata angka itu setengah dari kapasitas gereja.
Para pastor gereja disebut Alphonso dalam kondisi baik-baik saja. Pastor yang dijadwalkan memimpin misa pukul 11.00 belum masuk ke lingkungan gereja saat ledakan terjadi.
Keterangan saksi mata – ledakan kencang sekali

Petugas relawan Misa di Gereja Katerdral, Yahonna Massie, 48 tahun, mengaku berada 10 meter dari sumber ledakan.
Saat itu ia bertugas untuk membagikan daun palma pada jemaat yang datang pada Misa yang akan diselenggarakan pukul 11.00 WIT.
“Ada puluhan yang keluar masuk gereja saat itu,” kata Yohanna saat ditemui BBC News tak jauh dari lokasi kejadian, Minggu (28/03).
“Kencang sekali. Suara ledakan yang belum pernah saya dengar,” katanya.

Saat itu, kata dia, jemaat yang berada di gerbang langsung ditarik masuk ke dalam gereja. Semua panik, dan Yohanna menutup telinganya.

Yohanna mengatakan ledakan berasal dari seorang pengendara sepeda motor. Yohanna juga mengaku melihat ada potongan tubuh di sekitar lokasi kejadian.
“Saya lihat ada ususnya,” katanya.
Saat ini seluruh jemaat sudah dipulangkan. Yohanna juga mengatakan ada dua orang yang dia lihat terluka.
Hansom, seorang saudara korban, menyebut serpihan benda tajam memicu luka di tubuh anggota keluarganya. Dia berharap kepolisian dan pemerintah Kota Makassar dapat mencegah kejadian seperti ini terulang.
“Luka-luka yang diderita oleh tiga korban hampir mirip semuanya ada luka bakar, meliputi tangan dan kaki, ada serpihan-serpihan benda tajam pada sekujur tubuh korban,” kata Hansom.
“Harapan kami dari pihak keluarga adalah kepolisian dan jajarannya semoga mengusut tuntas kasus ini. Juga bagi pemerintah kota.
“Ke depan mudah-mudahan hal-hal seperti ini jangan disepelekan, lebih serius lagi terutama terkait keamanan,” ujarnya.
